Sisi Lain Fotografer "Buta Warna"

Fotografer kawakan Bram Antareja, Senin 30 Mei 2016 membagi kisah perjalanan fotografi di sekretariat Forum Komunikasi Jogja Memotret (FKJM) dalam kegiatan rutin FKJM minggu ke-4 di Edelweiss Kopi (Sekretariat FKJM). Beliau bercerita dari Sekolah Dasar sudah mengenal kamera warisan dari ayahnya yang juga seorang fotografer pada jaman itu.
Perjalanan fotografi yang dijalaninya cukup panjang dan berliku tandasnya sampai menemukan
hitam putih sebagai warna yang cocok untuk karya-karyanya. Foto mbah maridjan sehari sebelum beliau terkena awan panas pun sempat ia beberkan, menggunakan kamera dari telepon genggamnya pun dapat mengahasilkan karya yang bersejarah. Manurut Pak Bram begitu akrab dipanggil, kamera itu hanyalah sebuah sarana, kamera yang sebenarnya adalah mata. Pengalaman menjadi salah satu pameris di penggalangan dana korban bencana merapi disebuah negara di Eropa pernah ia jalani. Beliau juga aktif dalam kerjasama dengan beberapa agency advertising untuk membuat karya foto untuk kepentingan kalender dan lain sebagainya. Pilihan foto bernuansakan humanis itulah yang membuat foto-foto karya beliau diminati dan mampu measuk pada pangsa seni fotografi tertentu. Pak Bram, tidak sungkan-sungkan berbagi tips trik dalam memotret, rumus fotografi yang dibuatnya adalah Foto+Caption = Value, rumus inilah yang dibagikan dan pegang teguh oleh beliau dalam membuat karya fotografi.