FKJM adalah salah satu komunitas fotografi di Yogyakarta selalu berusaha menjadi komunitas bermanfaat serta dan menjadikan seni fotografi dan aktifitasnya sebagai media untuk menyampaikan pesan bagi siapa saja. Untuk Informasi & Kerjasama : Tlp/SMS/WA : 0823 2427 2785 II EMAIL : jogjamemotret@gmail.com II PIN BBm : D0830529 II Upload karya fotografi kamu di akun instagram dengan #instafkjm

Thursday, December 29, 2016

Diskusi & Sharing Minggu ke-4 bersama YOMOTO H0

Mini Figur
Dipenghujung tahun 2016, Forum Komunikasi Jogja Memotret menutup kegiatan Sharing dan Diskusi Fotografi Minggu ke-4 dengan mengundang Yo Mo To H0 untuk dapat berdiskusi dan saling berbagi pengalaman fotografi.
Kamis, 24 Desember 2016 menjadi sharing fotografi yang cukup menarik, dimana Yo Mo To H0 membagikan beberapa tips mengenai pemotretan obyek miniatur dengan tema "mini figure photography".

Di awali dengan sejarah singkat mengenai populernya mini figure photography, Setyo Bagus Waskito,M.Sn juga menyampaikan tentang berdirinya beberapa komunitas miniatur figur yang ada di Indonesia dari yang diketahiu awalnya berdiri Komunitas Miniatur Figure Indonesia (KMFI) sejak 20 November 2014. Indonesia Miniature Figure Community (IMFC) 14 Juni 2016 dan YoMoTo H0 menurut menurutnya berdiri pada 17 November 2015 yang berdomisili di Yogyakarta. Grup ini berisikan juga kawan-kawan dari KMFI dan IMFC ada juga kawan dari Semarang hingga Madiun.

Sesi selanjutnya, mas Jay begitu akrab dipanggil (salah satu anggota YoMoTo H0) berbagi tips dan trik memotret mini figur seperti mempelajari karakter dari minifigur itu sendiri, memikirkan konsep, menentukan lokasi dan menghadirkan figur pembanding. Suasana sharing dan diskusi semakin hangat ketika ada sesi memotret miniatur dengan berbagai konsep sederhana  yang telah disiapkan YoMoTo H0.

Sesi Pertama 

Sesi kedua
Penyerahan Piagam



Suasana Motret Mini Figur

Foto Bersama

Wednesday, December 21, 2016

BFI Finance PHOTO COMPETITION 2017




PENJELASAN TEMA: 

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru; baik berupa gagasan maupun karya nyata; yang relatif berbeda dengan hal-hal yang telah ada sebelumnya.


Inovasi merupakan perwujudan ide baru (baik secara sederhana maupun kompleks) yang bermanfaat/berfungsimemberikan solusi, variasi atau ciri khas baru dalam menghasilkan suatu produk atau layanan yang lebih baik, lebih cepat dan/atau lebih akurat, berdasarkan trend di masyarakat serta memenuhi tuntutan zaman

SYARAT DAN KETENTUAN TEKNIS LOMBA


1. Terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya

2. Foto harus sesuai tema (kreativitas & Inovasi ), karya sendiri (bukan milik orang lain) dan belum pernah dipublikasikan/diikutsertakan pada lomba sejenis

3. Formulir pendaftaran dapat di-download melalui website BFI : www.bfi.co.id 

4. Jenis dan merek kamera yang digunakan bebas, kecuali kamera HP dan smartphone

5. Peserta dapat mengirimkan maksimal 3 (tiga) foto dengan format file JPEG, minimum 2MB dengan resolusi 300 DPI

6. Rekayasa dan olah digital diperbolehkan, sebatas perbaikan kualitas foto  tanpa mengubah keaslian objek

7. Hasil foto tidak diperkenankan mengandung unsur provokatif/sara

8. BFI tidak bertanggung jawab terhadap tuntutan pihak lain atas penggunaan fasilitas, lokasi, model, dan objek lainnya untuk foto yang dikirimkan

9. Foto yang dikirim menjadi milik BFI Sepenuhnya dan BFI berhak melakukan perubahan serta menggunakan hasil karya tersebut tanpa batas waktu

10. BFI berhak mendiskualifikasi peserta lomba sebelum dan sesudah penjurian apabila dianggap melakukan kecurangan

11. Segala informasi dapat dilihat di website www.bfi.co.id. facebook (BFI Finance), Twitter dan instagram

12. Keputusan juri mutlak dan tidak dapat diganggu gugat



SYARAT PENGUMPULAN FOTO :


1. Peserta lomba wajib mengirimkan hasil foto dilengkapi dengan formulir pendaftaran yang telah diisi lengkap serta softcopy KTP peserta melalui email ke alamat photocompetition.bfi@gmail.com dengan subjek : Nama Lengkap_No KTP_No Telp


2. Batas akhir penerimaan foto : Jumat, 10 Februari 2017, pukul 17.00 WIB



PARTNER :
Books KINOKUNIYA
Forum Komunikasi Jogja Memotret (FKJM)



 TERIMA KASIH

Friday, December 9, 2016

Ketika Makna dan Proses Menjadi Ide Pameran Fotografi "9 bulan 10 hari"

Karya fotografi adalah representasi dari sebuah ide dan gagasan bagi para pemotretnya. Terdapat makna yang terkandung di dalamnya dan sebuah proses dalam perjalanannya sebelum karya fotografi tercipta. Karya fotografi dapat bersifat universal, dimana ada sisi keindahan maupun tersirat pesan yang dapat disisipkan di dalamnya. Pemikiran itulah yang menjadi dasar dari Forum Komunikasi Jogja Memotret (FKJM) untuk mengembangkannya menjadi sebuah ide pameran fotografi.

Jumat, 9 Desember 2016 dijadikan momentum FKJM untuk melahirkan karya fotografinya ke dalam pameran fotografi dengan judul "9 bulan 10 hari" sebuah makna sebuah proses yang dilaksanakan di galeri seni Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Yogyakarta 9-11 Desember 2016. Terdapat 50 karya yang dipamerkan dari 15 pameris diantaranya Mirza Adi Prabowo, Didik Hartadi, Syafruddin P, Jaya Tri H, Falen Shauma A, Riko Wibowo, Alga Kusuma, Henra Hidayat, Wildan Maulavi, Ihwan Sadikin, Arif Pangestu, Achmad Alfin, Rahmat B Abdillah, M Yoris Ramadhansyah dan Moh Faiz Mughni.

Rangkaian pembukaan galeri pameran di awali dengan sambutan dari ketua pelaksana pameran fotografi Syafruddin Prawiranegara yang menyampaikan bahwa pameran fotografi ini merupakan pameran yang ke-4 yang telah dilaksanakan oleh FKJM dengan menyelipkan photo sale for charity, yaitu karya pameris dijual dan seluruh hasil penjualan akan disumbangkan sebagai bentuk kepedulian FKJM kepada mereka yang kurang beruntung.

Mirza Adi Prabowo sebagai ketua umum FKJM menyatakan dalam sambutannya bahwa kegiatan pameran fotografi dapat dijadikan sebagai ajang ekspresi seni secara positif bagi para anggotanya. Terlepas dari segala kekurangan dan kelemahan tetap dan harus diperbaiki dari waktu ke waktu secara konsisten. Mirza menyatakan pameran ini tidak murah dan tidak mudah dalam prosesnya.

Sebagai akademisi dan praktisi fotografi DR Irwandi M,Sn dalam sambutannya menyampaikan bahwa karya fotografi semestinya hasil sebuah proses dan ada makna tersendiri dibalik karya foto yang di buat oleh pemotret. Beliau juga menyampaikan bahwa FKJM mampu berproses baik dalam membangun komunitas maupun membangun sebuah konsep foto.

Sebelum galeri dibuka secara simbolis, Nofria Doni Fitri, M,Sn yang juga sebagai praktisi dan pengajar di Sekolah Tinggi Seni Rupa & Desain Visi Indonesia ( STSRD VISI ) menyampaikan bahwa FKJM berangkat dari nol sampai saat ini bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah terdapat konsistensi dan loyalitas dari para anggotanya untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu beliau mengapresiasi FKJM yang selalu konsisten memanfaatkan karya fotografi sebagai media menyampaikan pesan dalam karya fotografinya.

Disela-sela acara Fals Mania 22 Januari dari kota Parakan, Temanggung, Jawa Tengah juga ikut menyemarakkan acara dengan membawakan lagu-lagu bertemakan sosial dari Iwan Fals.


DOKUMENTASI :






















































Thursday, November 24, 2016

Belajar Menggunakan Kamera Lubang Jarum


Pin Hole Cam atau biasa kita dengar dengan sebutan kamera lubang jarum, kamera ini biasanya dibuat dari kaleng, mungkin sangat berbeda dengan kamera di era sekarang yang sudah serba digital, namun sebenarnya prinsip dasar kerja semua kamera sama seperti kamera lubang jarum yakni kamera obscura.

Komunitas Lubang Jarum Jogja (KLJ), kamis 24 November 2016 berbagi pengalaman tentang kamera lubang jarum dan cara membuatnya. Penjelasan tentang kamera lubang jarum seperti bagian inti ada lensa kamera, celah cahaya, ruang film dan hasil karya dari para anggota KLJ dipaparkan dalam diskusi.

Dinamika yang sering dirasakan para pemotret dengan menggunakan kamera lubang jarum seperti cuaca tiba-tiba mendung dan obyek yang terkadang sering tidak terkontrol menjadi kepuasan tersendiri para anggota KLJ.

Briliyan salah satu anggota KLJ menyampaikan beberapa tips memotret dengan kamera lubang jarum seperti, usahakan mencari objek tidak bergerak dan cahaya yang cukup, setelah memotret kita tidak bisa langsung melihat hasil fotonya karena harus melewati proses kamar gelap karena memang media dari kamera lubang jarum masih menggunakan film dimana bila ingin melihat hasil fotonya harus dicuci dengan beberapa larutan seperti developer. pengembang untuk memunculkan gambar, stop bath untuk menghentikan proses pengembangan, cuka, dan fixer untuk pengawet gambar agar tidak luntur pencucian dikamar gelap menggunakan safe light dengan lampu 5 watt. setelah selesai dicuci kemudian dijemur dan masih melewati proses hasil positif karena memang dari kamera lubang jarum gambar yang dihasilkan masih negatif.

Banyak keunikan dan tantangan tersendiri memotret menggunakan kamera lubang jarum dan salah satu keunikan dari KLJ Jogja biasanya yang dilombakan adalah proses kreatif pembuatan kameranya bukan hasil fotonya ungkap Briliyan pembicara dari KLJ Jogja.

Tuesday, November 22, 2016

FKJM di "CREATIVEDAYS#4" Plaza Pasar Ngasem Yogyakarta, 20 November 2016

Forum Komunikasi Jogja Memotret (FKJM) berpartisipasi memeriahkan acara CreativeDays di Plaza Pasar Ngasem Minggu, 20 November 2016. Dalam CreativeDay#4 stand-speak-action tepatnya mengusung tema "Digital Life Enterpreneur". 
Stand FKJM berisi beberapa karya foto dari Jaya, Jalen, Faldy, Rahmat, dan Udin. Selain dapat melihat beberapa karya foto di stand FKJM, pengunjung dapat menyaksikan video profil yang berisi kegiatan kegiatan yang telah dilaksanakan, serta dapat ngobrol santai bertanya-tanya tentang FKJM. Disela-sela acara berlangsung, banyak keseruan karena diberikan kesempatan satu orang naik keatas panggung untuk mewakili setiap komunitasnya bermain game. Wildan dari FKJM naik ke atas panggung untuk mengikuti game melukis di atas kertas tanpa harus melihat kertas, walaupun tidak menang semangat dan kemeriahan acara dapat dirasakan. Selain game setiap komunitas juga diberikan kesempatan tampil dalam talkshow untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada para pengunjung yang hadir. Mirza dan Falen mewakili dari FKJM bercerita tentang profil FKJM, kegiatan FKJM dan agenda-agenda yang akan dilaksanakan oleh FKJM.

Setelah talkshow dari beberapa komunitas, pengisi acara mulai mempersiapkan acara hiburan yaitu musik dan dance sampai acara selesai tepat pukul 21.00.
performance 

Dokumentasi :






Thursday, October 27, 2016

Sebuah Foto pada Majalah Travelling

Foto dapat menjelaskan kejadian atau peristiwa disuatu waktu dan tempat tutur mas Amin begitu akrab dipanggil. Beliau adalah seorang salah satu pendiri portal majalah travel online Travelnatic.
Untuk kepentingan sebuah tulisan, menurutnya sebuah foto mampu menjadi partner pada sebuah tulisan agar saling melengkapi satu dengan yang lain dalam satu kesatuan. Foto yang mempunyai deskripsi, teks dan narasilah yang dapat digunakan untuk kepentingan tulisan dalam majalah. Tuturnya, foto tanpa keterangan dapat menyebabkan salah tafsir karena untuk kepentingan penulisan foto merupakan bukti dan gambaran perjalanan.

Dalam acara Sharing & Diskusi Minggu ke-4, Kamis 27 Oktober 2016 ini beliau mengungkapkan bahwa foto sebuah perjalanan tidak dapat berdiri sendiri karena bertindak sebagai rangkaian cerita yang utuh. Imbuhnya, foto disusun berdasarkan kronologi dan tema sebuah topik yang akan diulas.
Informasi lokasi, waktu berperan penting untuk memberikan informasi yang valid pada sebuah foto.

Selain beberapa hal diatas, kualitas teknik foto juga berperan penting seperti komposisi dan teknik fotografi lainnya agar pembaca merasa nyaman menikmati foto dan tulisan. Pemilihan foto yang akan menjadi pendamping sebuah tulisan biasanya ada syarat syarat tertentu dan berbeda-beda setiap majalah, mereka punya style sendiri dalam menampilkannya. Bagaimana foto tersebut sejalan dengan layout yang sudah ditentukan menjadi bahan pertimbangan redaksi dalam memilih sebuah foto.

Diakhir acara, beliau menyampaikan bahwa redaksi akan memilih foto terbaik diantara yang terbaik, menulis adalah melukis dengan kata-kata, melukis adalah menulis dengan warna dan memotret adalah melukis dengan cahaya.

Monday, September 19, 2016

FKJM nonton Penthulan

Senin, 19 September 2016, Forum Komunikasi Jogja Memotret (FKJM) menghadiri undangan dari Pak Daiman (Ketua seni tari Penthulan, Jangkrikan Wonosobo) dimana kesenian tari penthul (kesenian khas masyarakat Wonosobo) akan mengadakan pertunjukan di hajatan kampungnya. Beberapa kawan FKJM yang dapat hadir memenuhi undangan seperti Udin, Alvin, Arif, Mirza, Didik, Wildan, Jaya dan Rahmat berangkat dari Jogja menuju sebuah kampung kecil bernama Jangkrikan di pinggiran kota Wonosobo. Perjalanan kami tempuh kurang lebih 3 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat.

Tawa dan canda kawan-kawan FKJM mengiringi perjalanan kita menuju Jangkrikan, bertugas sebagai sopir kami percayakan kepada Alvin yang telah lolos sertifikasi sebagai nahkoda dalam kehidupannya cie..cie. Kami bertolak dari Jogja pukul 08.00 WIB dan diawali dngan sarapan pagi di Soto pak Mustofa Jombor. Kurang lebih 80 km perjalanan kami tempuh untuk sampai di tempat pertunjukan. Niat sudah bulat, doa sudah terucap dari kami tetapi alamat belum kami dapatkan secara detail, akhirnya kami bersepakat membaca doa bersama untuk mendapatkan petunjuk menuju kampung Jangkrikan. Taraaaaaaaaaaaaaa... kami akhirnya mendapatkan hidayah berupa ide untuk membuka aplikasi Google Maps, dan betul sekali  kami ditunjukkan jalan menuju lokasi. Kami berpikir betapa Maha hebat Nya Tuhan Yang Maha Esa memberikan petunjuk bagi umat Nya.

Pada akhirnya kami melewati sebuah jalan kecil yang kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara (kaya di lagu itu lho) sejuk romantis dan menyegarkan udara pagi itu. Kami terhenti sejenak dan melakukan wawancara kepada warga di jalan (biar keren, aslinya nanya jalan menuju lokasi), kami ditunjukkan arah menuju rumah kediaman bapak Daiman. 

Dengan penuh semangat mas Alvin selaku sopir haha, dengan niat tulus dan penuh semangat berhasil menginjak rem agar berhenti tepat didepan rumah pak Daiman. Sambutan akhirnya kita dapatkan dan kita diajak berjalan beberapa meter dari parkir kami menuju rumah beliau. Hidangan demi hidangan beliau sajikan kepada kami, dari roti Khong Guan rasa rengginang, sampai soda Fanta air putih pun tersaji didepan mata kami. 

Oiya lupa, kami sampai di lokasi pukul 10.00 WIB dan kami harus menunggu pertunjukan tarian tersebut pukul 14.30 WIB. Waktu yang panjang untuk menunggu sebuah pertunjukan. Cerita-cerita lucu mulai keluar dari kami dan pak Daiman untuk mencairkan suasana. Tik tok..tik...tok... Hujan mulai turun dan airnya bergelombang haha. Secara berjamaah kami berkata Haduhhhhhh, ujan deh, hujan saat itu cukup deras. Air dari langit tidak sempat menyurtkan niat kami untuk melihat pertunjukan dan hunting foto. 

Jam menunjukkan pukul 15.30 alunan musik mulai dibunyikan sebagai tanda pertunjukan akan segera dimulai. Kami bergegeas menyiapkan kamera untuk memotret pertunjukan. Ada satu hal yang membuat kami sangat terkesan keramahtamahan masyarakat Jangkrikan yang sangat menghargai dan menghormati tamu luar kampungnya. Bagaimana tidak, kami membeli ampol saja disebuah warung, kami dipaksa untuk duduk dan bertamu, untungnya kami punya alasan jitu untuk idak bertamu karena acara akan segera dimulai.

Jepret jepret jepret, dan kami mulai berpencar untuk memotret dengan sudut kami masing-masing. Satu orang mulai kerasukan bidikan lensa tidak lepas dari moment itu, suasana menjadi cukup crowded ketika banyak dari para penari yang mulai kesurupan. Musik terus mengalun khas penthulan sembari para pawang mengobati penari yang kesurupan.

Waktu terus berjalan dan gambar demi gambar kita dapatkan. Pukul 23.00 WIB tulang kami sudah berbunyi dan saatnya kita harus kembali pulang menuju Jogja. Berpamitan dan ucapak terima kasih telah diundang dan diperbolehkan memotret pertunjukn kami sampaikan kepada beliau yang punya hajat dan pak Daiman selaku ketua kesenian Penthulan. 

Salam perpisahan tidak berlaku bagi kami ketika menginjakkan kaki disuatu tempat, kepulangan kami adalah langkah awal kami kembali untuk disini dan ditempat ini.

Salam Hormat kami kepada Masyarakat Jangkrikan, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo.


























Tuesday, August 23, 2016

Antara Gender dan Genre

Rabu, 23/8/2016, Forum Komunikasi Jogja Memotret (FKJM) kembali menggelar kegiatan rutin sharing dan diskusi rutin minggu ke-4 yang bertempat di sekretariat Jl. Wahid Hasyim No.58B, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta (Edelweiss Kopi). Kegiatan ini mengangkat tema "antara gender dan genre".

Gender sering menjadi seterotip beberapa aktifitas pekerjaan bagi beberapa aktifitas. Kaitannya dengan fotografi, sudah menjadi sesuatu yang lazim seorang wanita menjadi fotografer untuk kepentingan komersial di Indonesia. Tetapi, seorang wanita dengan aktivitas dan pekerjaan sebagai seorang pewarta foto menjadi pekerjaan yang jarang diminati. Hal tersebut tidak berlaku bagi seorang Regina Septiarini Safri seorang pewarta foto di Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN Antara). Pada acara sharing dan diskusi fotografi, Rere begitu akrab dipanggil, menceritakan berbagai pengalaman selama beraktifitas sebagai seorang pewarta foto. Banyak hambatan, tantangan, dan bahaya yang menyertai pekerjaannya. Menurutnya segala resiko yang diambilnya dijadikan semangat untuk terus berkarya dan mengabarkan berita dengan karya fotonya. Rere juga membagikan beberapa tips memotret untuk kepentingan pemberitaan seperti wajib mengikuti protokoler yang ditetapkan ketika melakukan peliputan seorang pejabat. Pengalaman meliput kegiatan yang berkaitan dengan Kraton Yogyakarta, menurutnya menjadi salah satu pengalaman yang cukup mengesankan, dimana pewarta diwajibkan menggunakan pakaian adat Jawa. Laki-laki mengunakan pakaian pranakan dan wanita mengenakan pakaian kebaya yang motifnya sudah ditentukan oleh pihak Kraton, jika salah mengenakan maka tidak diperbolekan memasuki area acara, tuturnya.

Sebagai penutup sharing dan diskusi, Rere membuka pertanyaan terkait teknis maupun pengalaman selama menjadi pewarta wanita. Beberapa pertanyaan muncul dan menambah hangat suasana diskusi sharing.

Rere berpesan kepada para peserta, "agar menambah jam terbang, menguasi teknik, menguasai medan menjadi penting ketika menjadi seorang pewarta foto."

Sunday, August 7, 2016

FKJM nang Dieng

Sabtu 6 Agustus 2016 pukul 05.30 alarm berbunyi di Handphone kami masing-masing dan pertanda bahwa waktu semakin dekat untuk kita berkumpul untuk melakukan perjalanan ke Wonosobo. Mata masih terasa pedih karena terlalu dini melihat dunia hahahaha....(kata pujangga), kondisi ini menghantar kami untuk berkumpul di terminal Jombor Yogyakarta. Seperti yang sudah disepakati bersama, pukul 08.00 kami akan berangkat naik bus menuju Wonosobo. Satu per satu diantara kami datang dengan dengan berbagai keadaan, ada yang berdandan bak hijab traveller, ada yang bergaya #pendakicantik (padahal cowok) hahha.. aneka rupa, aneka rasa berkumpul menjadi satu di warung kopi sebelah barat terminal.

Waktu menunjukkan pukul 07.50 sepuluh menit berangkat dan tanpa kebetulan sepuluh kawan-kawan FKJM sudah berkumpul semua ada Didik, Arif, Alfin, Jaya, Mirza, Yoris, Udin, Dika, Dafa dan Rahmat.

Pukul 08.00 tepat kami bersepuluh mulai melangkah menuju tempat pemberhentian bus jurusan Jogja-Magelang sambil menunggu bus yang menurut kami layak membawa sepuluh pemuda sukses menuju terminal selanjutnya. Sebelum menaiki bus, kami sempatkan untuk berfoto bersama sesaat sebelum perjalanan. Alunan lagu para pengamen bus mulai satu persatu kita dengarkan, lagu pertama adalah ciptaan Ebiet GAD "titip rindu buat ayah" menjadi backsound perjalanan kami (bukan andra the backsound lho).

Beberapa saat kemudian, bus mulai berjalan, dan tiba waktunya kita semua melakukan registrasi dengan bapak kernet (alias mbayar bus) Rp 12.000 sampai terminal Magelang, dengan fasilitas bus 1 sopir dua kernet yang tanpa kita perintah mereka menjaga dan mengantarkan kita ketempat tujuan. Kami sangat terharu betapa baiknya bapak kernet, tanpa kita semua tahu... beliau mencarikan teman untuk duduk dalam perjalanan ke Magelang (sebenernya ngetem sih, biar puitis aja). Pukul 10.15 tepat pak sopir menginjakkan kakinya dipedal rem pertanda kita harus cepat cepat menginjjakkan kaki di terminal Magelang.

Mulailah teriakan-teriakan para kernet bus menawarkan kami, bigini bunyinya "semarang semarang...", "wonosobo wonosobo...", kami sempat bingung memilih kami mencari bus jurusan Wonosobo, tetapi kok yang ditawarkan kok Wonosobo Wonosobo.... hmmmmmmmm. Sejenak kami berdoa memohon petunjuk Yang Maha Kuasa, tara... akhirnya kami dapat menentukan naik bus jurusan Wonosobo Wonosobo..hehehe.

Akhirnya kami semua menaiki bus sesuai petunjuk tadi, kami kembali bersyukur ternyata kita hanya membayar Rp 25.000 menuju pertigaan Kertek Kabupaten Wonosobo. Dua puluh lima ribu menurut kami adalah harga yang sangat murah, bagaimana tidak, kita kembali mendapat fasilitas 1 sopir dan dua kernet tanpa ikut iuaran beli oli mesin, kampas rem dan servis bus,,, murah kan?

Sesampainya di pertigaan Kertek, kami memutuskan untuk tidak langsung menuju ke Wonosobo,tetapi kami singgah di rumah salah satu kawan FKJM yaitu Mirza yang rumahnya tidak jauh dari pertigaan Kertek. Kembali kami meniki bus menuju Sapuran, dan ongkosnya Rp 2.000 sampai tujuan kurang lebih 6 Km. Seketika kami semua tehenyak, Rp 2.000 fasilitas apa yang akan kita dapakan?
taraaaaaaa... dan ternyata benar apa yang kami sangka, kami hanya mendapat satu sopir bus dan satu kernet, tanpa ada tempat duduk yang bisa kami duduki. Beberapa saat perjalanan kami sadar, ternyata kami diajarkan untuk menjadi pemuda bangsa Indonesia harus terlatih berdiri tegak menghadapi kenyataan, itulah hikmah yang kami temukan.

Sampai juga kami diperempatan 500 meter dari rumah kawan kami pukul 12.30, turun bus dan berjalan meyusuri beberapa rumah, akhirnya sampai juga tempat untuk beristirahat (ngeluk boyok dalam bahasa Jawa). Kemudian kami sejenak beristirahat untuk sholat dan makan bersama sambil merencanakan hunting kecil di sekitar rumah.

Pukul 15.00 kami bersiap-siap untuk hunting foto suasana pasar sayuran di pasar Kertek, sepuluh pemuda Indonesia mulai bergegas berjalan menuju jalan raya dan menunggu bus menuju lokasi. Cerita kembali berulang, membayar Rp 2.000 dengan beberapa fasiltasnya hehehehehehe.....

Sesampainya di pasar Kertek, kami berpencar mencari obyek foto dan berkeliling area pasar. Keramahtamahan masyarakat Kertek Wonosobo sangat membantu kami dalam menemukan obyek foto, bagaimana tidak, terkadang mereka menawarkan diri untuk di foto. Beberapa orang dengan ramahnya mengajak beberapa diantara kami bersalaman, bak seorang artis kunjungan di pasar sayur. Hunting foto kami akhiri pulu 17.15 dan kembali menuju tempat singgah.

Waktu terus berjalan tanpa ampun, mengajak kami semua untuk tertawa melepas kepenatan menuju mala. Diskusi kecil tentang esok hari untuk hunting foto di area Candi Dieng terpecahkan, esok pagi pukul 06.00 kita merencanakan melakukan perjalana menuju Dieng,  kebetulan ada acara festival budaya pemotongan rambut gimbal dalam rangkaian acara Dieng Festival Culture. Sedikit candaan kita lanjutkan sambil menunggu kantuk menghampiri kami.

Pukul 05.00 kami semua sudah mulai bangun dan bersiap melanjutkan perjalanan menuju Dieng dengan kendaraan yang kami sewa (angkot) Rp 300.000 untuk sepuluh orang dari Sapuran menuju Dieng. Fasilitas apa yang kami dapat? mungkin tidak usah dibahas,.... lita cuman dapet 1 sopir saja, ya sudahlah....

Pemandangan hijau menemani perjalanan kami menuju lokasi, bukit-bukit seolah menyapa kami dan mengajak bernyanyi (jare sopo?).

Pukul 08.30, akhirnya kami terjebak di kemacetan jalan menuju Dieng, tanpa berdoa, kami putuskan untuk turun dari angkot dan berjalan menyusuri kemacetan menuju area festival. Apa yang kami cari pertama sebelum hunting foto di Dieng?...... yap anda benar... KAMAR MANDI, karena kami harus mengurangi kandungan air dalam tubuh (buang air kecil hahah). Kita berpencar memulai hunting foto, berbekan HT (handy Talky) kami tetap berkomunikasi dengan kawan-kawan, karena beberapa diantara kami ada yang suka memotret budaya ada yang suka memotret kondisi perkampungan. Akhirnya kami menentukan untuk berkumpul kembali pukul 16.00 masjid depan Gerbang Candi Arjuna.

Pukul 16.00 pun menghampiri kami, ya sudahlah.. kami akhirnya harus kembali menuju Kota Wonosobo untuk pulang ke Jogja, dari Dieng ke Wonosobo kami harus membayar angkutan bus Rp 15.000. Malam mulai mengajak kami menuju kota Wonosobo, kamipun mencari makanan khas Wonosobo disekitar Alun-Alun, bertemulah dengan gerobak hijau dengan tulisan mie ongklok, mata dan hati mulai berbinar melihat tulisan mie ongklok. Dengan Rp 15.000 kita dapet 1 porsi mie ongklok dan 6 sate ayam.

Sambil menunggu travel yang menjemput kami pukul 21.00 menuju Jogja, kami singgah untuk ngopi-ngopi di Alure (pujasera di area alun-alun Wonsosobo). Beberapa saat kemudian, jemputan datang sebuah mobil ELF parkir di depan tempat kami ngopi, benar ternayata, kami sudah di jemput untuk kembali pulang ke Jogja, bayarnya berapa? Rp 70.000 saja karena sudah malam dan nggak usah bahas fasiliasnya ya..... ngantuk dah malam. Wuzzzzzzzzzz.... hrrrrrrrrrrr (kami tertidur), dan sampai di Jogja tepat pukul 00.00 Senin 8 Agustus 2016.



...............
Perjalanan kami tidak seberapa, tapi persahabatan dan persaudaraan kami sungguh luar biasa
Kebahagiaan kami temukan bukan jauh diluar sana, kebahagiaan kami dapati dengan sahabat-sahabat kami di sini
Perjalanan kami adalah perjalanan perjalanan tanpa henti, jika sejenak berhenti... itu haya sekedar menikmati..........


Dokumentasi :









Saturday, June 18, 2016

Berbagi Dengan Karya Fotografi

Bulan ramadhan, tidak mengurangi aktivitas kawan-kawan Forum Komunikasi Jogja Memotret (FKJM) untuk berkegiatan. Meskipun tidak berkegiatan langsung yang berkaitan dengan memotret dan diskusi yang selama ini mereka lakukan, FKJM melaksanakan kegiatan sosialnya dengan melakukan penggalangan dana untuk di donasikan kepada Panti Asuhan Atap Langit yang berlokasi di keparakan Kidul Mg 1/ 1079, Mergangsan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan berbagi yang digagas oleh divisi kreatif FKJM Jaya Tri Hartono, Moh Faiz Mugni dan Rahmat B Abdillah disambut baik

Thursday, June 16, 2016

FKJM Peduli Kesehatan Anggota

Kesehatan menjadi salah satu hal yang menjadi konsenterasi Forum Komunikasi Jogja Memotret dalam berkomunitas. Kegiatan yang cukup menguras pikiran dan tenaga seringkali menjadi penyebab kondisi menjadi kurang prima. Melihat dinamika yang terjadi, Divisi Humas FKJM untuk tahun kedua kembali menjalin kerjasama dalam bidang pelayanan kesehatan dengan pihak Klinik Anugerah yang beralamat di Jalan Rindang No.145, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. FKJM yang diwakili oleh Dedy Yusuf Bahtiar selaku divisi humas dan dr. Arroyan Khuffa selaku direktur utama Klinik Anugerah, Kamis, 16 Juli 2016 menandatangani perjanjian kerjasama dalam bidang pelayanan kesehatan para anggota FKJM. 

dr. Arroyan Khuffa menyatakan,

Monday, June 13, 2016

Kartu Tanda Anggota FKJM

Kartu Tanda Anggota FKJM adalah kartu identitas anggota berupa kartu ATM berlisensi NCC yang diterbitkan oleh FKJM bekerjasama dengan Bank BUKOPIN. Kartu Tanda Anggota FKJM mempunyai dua fungsi umum, adalah sebagai berikut:

Sunday, June 12, 2016

Norma dan Etika Keanggotaan

Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada rekan, teman, saudara, anggota Forum Komunikasi Jogja Memotret demi kenyamanan, rasa hormat-menghormati dan rasa tanggung jawab sesama anggota FKJM kami selaku pengurus dan anggota menyepakati beberapa hal mengenai Norma, Etika dan Sanksi seperti di bawah ini :

Saturday, June 11, 2016

Susunan Kepengurusan Tahun 2016-2017


Sisi Lain Fotografer Jurnalistik

Berbicara mengenai fotografi jurnalistik tidak akan pernah ada habisnya, meskipun telah banyak dikupas tuntas diberbagai diskusi dan sarasehan, fotografi jurnalistik tetap menjadi bahasan yang tidak membosankan. "Semala dunia masih berperistiwa, fotografi jurnalistik akan tetap ada", mungkin pernyataan ini tidaklah berlebihan, karena fotografi jurnalistik sangatlah luas dan merekan peristiwa-peristiwa yang terjadi didunia ini.
Salah satu fotografer jurnalistik senior Boy T Harjanto yang merupakan wartawan dari The jakarta Globe dan bertugas di Yogyakarta berbagi pengalamannya di acara Sharing & Diskusi Fotografi Minggu ke-4 Forum Komunikasi Jogja Memotret (FKJM) sabtu, 11 Juni 2016 di Edelweiess Kopi (sekretariat FKJM). Mas Boy begitu akrab dipanggil, memutarkan video pameran fotografinya "5 Tahun Letusan Merapi" sebagai intro kepada para peserta diskusi malam itu. Beliau menceritakan banyak hal mengenai project

Profil Forum Komunikasi Jogja Memotret

FORUM KOMUNIKASI JOGJA MEMOTRET


“FKJM”


SEJARAH
Forum Komunikasi Jogja Memotret merupakan wadah bagi para pecinta, penikmat bahkan pelaku seni fotografi untuk dapat bertukar pendapat, pikiran, ide dan lain sebagainya dalam dunia fotografi. Forum Komunikasi Jogja Memotret didirikan pada tanggal 25 Februari 2014 oleh Mirza Adi Prabowo, Didik Hartadi Tono Effendi dan Syafruddin P di Yogyakarta.

Forum komunikasi ini berusaha memfasilitasi para pelaku dunia fotografi untuk lebih dekat, mengenal dan berbagi antara anggota baik secara offline maupun online.


VISI dan MISI 

Visi
Menjadi komunitas fotografi yang bermanfaat baik di lingkup fotografi khususnya maupun lingkup yang lebih luas lainnya.

Misi
Mengembangkan komunitas fotografi yang solid, mandiri, berwawasan luas.



KEGIATAN

Monday, May 30, 2016

Sisi Lain Fotografer "Buta Warna"

Fotografer kawakan Bram Antareja, Senin 30 Mei 2016 membagi kisah perjalanan fotografi di sekretariat Forum Komunikasi Jogja Memotret (FKJM) dalam kegiatan rutin FKJM minggu ke-4 di Edelweiss Kopi (Sekretariat FKJM). Beliau bercerita dari Sekolah Dasar sudah mengenal kamera warisan dari ayahnya yang juga seorang fotografer pada jaman itu.
Perjalanan fotografi yang dijalaninya cukup panjang dan berliku tandasnya sampai menemukan

Sunday, May 15, 2016

Hunting Foto Model 30 menitan

Forum Komunikasi Jogja Memotret (FKJM) membuat terobosan baru dalam berkegiatan, selain sebagai ajang kumpul-kumpul anggota dan refreshing, FKJM membuat konsep pemotretan 30 menitan "Blusukan With Agez" dimana FKJM menghadirkan talent sebagai model foto yang kebetulan bernama Agestia P yang aktif sebagai talent dalam beberapa pemotretan para fotografer Yogyakarta.
Kegiatan ini rencana akan dilaksanakan

Thursday, April 28, 2016

Editing Dasar dan Manipulasi Foto


Sharing dan Diskusi Fotografi FKJM 28 April 2016,mengangkat tema Photo Manipulation yang dibawakan oleh Rudi Gunawan, pemuda asal Lombok ini aktif di FKJM sebagai divisi event dan hunting. Kesibukannya sebagai seorang desain grafis , Rudi Gunawan berbagi pengalaman dan sharing mengenai digital imaging dasar kepada pengunjung dan peserta sharing.

Kegiatan ini dilaksanakan di Edelweiss Kopi yang berlokasi di Jl. Wahid Hasyim No.58B, Ngropoh, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta yang sekaligus sebagai sekretariat dan pusat kegiatan FKJM. Acara ini dihadiri kurang lebih 25 peserta. Acara dimulai pukul 20.00-22.00. Disampaikan dalam pembukaan acara,

Wednesday, April 27, 2016

Kantor Arsip Kabupaten Sleman menggandeng FKJM


Dalam kegiatan kearsipan, fotografi menjadi salah satu bentuk arsip yang dapat menceritakan banyak hal dan menjadi bukti fisik kegiatan, peristiwa, tokoh, tempat dan lain sebagainya yang menjadi sejarah bagi Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Guna meningkatkan kemampuan teknik fotografi dijajaran kanto
r Kantor Arsip kabupaten Sleman, mereka menggandeng Forum Komunikasi Jogja Memotret untuk memberikan training fotografi dasar selama kurang lebih satu bulan dimulai tanggal 24 Maret 2016 sampai dengan 24 April . Bertempat di Ruang Rapat Kantor Arsip, 10 peserta yang merupakan pegawai Kantor Arsip dipilih untuk mengikuti pelatihan fotografi yang diselenggarakan.

Ada hal yang menarik dalam kelas fotografi, salah satu peserta

Wednesday, April 13, 2016

FKJM adakan Evaluasi 3 bulanan di Mr Blangkon

Dalam rangka mempertahankan eksistensi komunitas diantara pesatnya dunia fotografi pada umumnya, Forum Komunikasi Jogja Memotret (FKJM) mengadakan evaluasi rutin setiap tiga bulan. Evaluasi dihadiri oleh semua pengurus dan divisi-divisi yang ada di FKJM. Divisi kreatif, divisi event hunting dan divisi humas satu persatu memberikan masukan dan evaluasi beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan selama bulan januari sampai Maret 2016. Beberapa kekurangan kelemahan dibahas agar dalam kegiatan dibulan berikutnya menjadi lebih baik.


Kegiatan FKJM Goes to School 2 yang semenjak 2015 dilaksanakan, mentoring ekstra kurikuler SMA, hunting foto, pertemuan rutin minggu ke-2, sharing dan diskusi fotografi minggu ke-4, mini class photography, persoalan internal komunitas

Sunday, April 3, 2016

Blusukan FKJM di Sunmor BONBIN


Kegiatan kawan-kawan FKJM hari minggu, 3 April 2016 adalah memenuhi undangan dari panitia SunMor BONBIN untuk ikut berpartisipasi dalam rangkaian acara yang diselenggarakan di Kelurahan Rejowinangun tepatnya di sepanjang jalan menuju Tempat Wisata Kebun Binatang. Acara ini diselenggarakan oleh panitia SunMor BONBIM dan didukung oleh Pemerintahan Kota Yogyakarta sebagai acara yang rutin dilaksanakan setiap

Thursday, March 24, 2016

Sharing dan Diskusi Fotografi Minggu ke-4 Fashion Photography, bersama Aditya Mahardika, 24 Maret 2016

Bulan maret di tahun 2016 ini, FKJM kembali mengadakan pertemuan rutinnya dengan mengundang Aditya Mahardika untuk mengulas dan berbagi pengalaman mengenai seluk beluk Fashion Photography yang digelutinya. Lebih dari 5 tahun, Aditya Mahardika berkecimpung dalam bisnis fotografi fashion. Sharing dan Diskusi fotografi kali ini, dilaksanakan di sekretariat baru FKJM yaitu di Edelweiss Kopi yang beralamat di Jl. wahid Hasyim No. 58B, Ngropoh, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta.
Acara dimulai pada pukul 21.00 dengan diawali dengan sambutan oleh divisi event dan hunting Syafruddin P yang menyampaikan terima kasih kepada peserta yang hadir.
Materi Fashion Photography disampaikan dengan cara

Sunday, February 28, 2016

Forum Komunikasi Jogja Memotret melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat


Untuk memperingati ulang tahun yang ke-2, Forum Komunikasi Jogja Memotret (FKJM) melaksanakan rangkaian kegiatan yang dipusatkan di Padukuhan Srunggo, Imogiri, Bantul, DIY pada tanggal 28 Februari 2016. Sebagai pengabdian kepada masyarakat, Ceremonial pembukaan acara dihadiri peserta pengobatan gratis dan warga masyarakat Srunggo 1 dan Srunggo 2. Proses dari pendaftaran, pemeriksaan Dokter hingga pengambilan obat seluruh peserta berlangsung

Saturday, January 30, 2016

NGOBRAS (Ngobrol Bareng Komunitas) 30 Januari 2016 di Best FM 91.5 FM Jogja



Forum Komunikasi Jogja Memotret, menutup kegiatan bulan Januari 2016 dengan menghadari undangan sebagai narasumber acara NGOBRAS (Ngobrol Bareng Komunitas) di Radio Best  91.5 FM. Acara NGOBRAS merupakan acara yang akan diadakan rutin Radio Best FM Jogja, untuk mengulik tentang komunitas-komunitas yang ada di Yogyakarta.


Sebagai komunitas fotografi, FKJM juga melaksanakan kegiatan on air di radio-radio sebagai sarana

Thursday, January 28, 2016

Sharing dan Diskusi Fotografi Minggu ke-4, bersama Dinda Dianti Alfian (Komunitas Ponsel Jogja), 28 Januari 2015

Kamis, 28 januari 2016, Forum Komunikasi Jogja Memotret mengundang Komunitas Fotografi Ponsel Jogja dalam kegiatan bulanannya Sharing dan Diskusi Fotografi Minggu ke-4 yang dilaksanakan di Lodhong Kafe yang beralamat di Jl. PGRI II, Wirobrajan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Rangkaian acara sharing dan Diskusi Minggu ke-4 diawali dengan sambutan dari Wakil Ketua FKJM Didik Hartadi yang menyampaikan beberapa hal mengenai kegiatan rutin yang diadakan oleh FKJM.


Dalam kunjungannya, Komunitas Fotografi Ponsel Jogja